Besar Sampel

BESAR SAMPEL

Pendahuluan

Sebelum kita melangkah ke besar sampel dalam penelitian kesehatan kita harus memahami metode/desain, dan hipotesis dari penelitian itu sendiri. Metode dan hipotesis merupakan salah satu sebagai penunjuk arah kita mengunakan perhitungan besar sampel yang mana yang tepat untuk hipotesis dan desain penelitian. Hipotesis yang banyak dikenal adalah hipotesis satu sampel dan dua sampel sedang desain yang biasa digunakan di dalam dunia kesehatan adalah cross sectional, case control, kohort dan exsperimen.

Keberadaan hipotesis dan desai penelitian dapat memberikan arah untuk kita menentukan mengunakan perhitungan besar sampel yang tepat untuk penelitian yang dimaksud. Banyak rumus perhitungan besar sampel dalam dunia kesehatan tetapi kita harus memilih rumus yang sesuai dengan hipotesis dan desain dalam penelitian yang dimaksud.

Untuk ilustrasi hipotesis antara lain: hipotesis untuk proporsi satu sampel, hipotesis untuk proporsi dua sampel, hipotesis untuk odd rasio pada desain case control, hipotesis untuk relatif risk pada desain kohort, hipotesis untuk mean satu sampel pada penelitian eksperimen, dan hipotesis dua mean untuk dua sampel pada penelitian eksperimen.

Adanya hipotesis-hipotesis tersebut memberikan arah kemana kita akan memilih rumus besar sampel yang tepat untuk penelitian yang akan dilakukan. Sampel yang biasa dikenal dalam dunia penelitian antara lain sampel independen dan sampel dependent. Jauh sebelum masuk ke analisis kita harus paham mengenai pengujian satu sampel atau dua sampel. Selain itu kita juga harus memahami apakah sampel itu bersifat dependent atau independent. Salah satu hal yang berarti dari kita mengetahui bentuk sampel apakah satu sampel atau dua sampel atau sampel independent atau sampel dependent bertujuan untuk memilih uji statistik yang tepat sesuai dengan data.

Pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai tertentu berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai tertentu pada umumnya adalah sebuah nilai parameter untuk mengukur populasi. Sedangkan pada uji dua sampel adalah ingin mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi dengan melihat rata-rata data sampelnya. Sampel Independent maksudnya tidak ada kaitanya antara pengamatan pada satu variabel dengan pengamatan pada variabel lainnya, sedangkan sampel dependent memberi maksud ada kaitan antara pengamatan pada satu variabel  dengan pengamatan pada variabel lainnya.

A. Besar sampel untuk hipotesis satu sampel pada populasi sasaran.

Pada besar sampel ini menekankan penelitian pada populasi sasaran misalkan pada penelitian survei dengan desai cross sectional. Hipotesis ini biasa muncul dengan desai penelitian cross sectional.

Besar sampel untuk satu sampel populasi presisi

Ilustrasi contoh 1

Kasus I

Suatu penelitian dilakukan di Kabupaten Bantul untuk mengetahui perilaku ibu dalam memberikan makanan kepada bayi. Jika penelitian yang dilakukan menginginkan ketepatan 10%, tingkat kemaknaan 95% dan diketahui prevalensi pemberian makanan bayi baik 30%. Berapa sampel yang harus diambil pada kasus diatas?

Rumus

Z21-α/2 PQ

n= —————-

d2

Keterangan

n = Besar sampel

Z21-α/2 = 1,96 pada α 0,05

P =  Proporsi prevalensi kejadian (0,3)

d =  Presisi ditetapkan (0,1)

(1,96)2(0,3)(1-0,3)

n   =  ————————— =  81  orang

(0.1)2

Kasus II

Pada kasus diatas jika diketahui pada bayi tersebar ke dalam 39 posyandu dan diketahui terdapat 1000 ibu yang mempunyai anak usia dibawah 2 tahun bagaimana pengambilan sampel yang tepat untuk kasus diatas?

Besar sampel untuk satu sampel populasi proporsi

Ilustrasi contoh 2

Suatu penelitian survei terdahulu diketahui jika angka prevalensi ketrampilan rendah pada perawat di RSU PKU Muhammadiyah 20%. Berapa jumlah perawat yang harus diteliti dalam survei jika diinginkan 90% kemungkinan dapat mendeteksi bahwa angka prevalensi ketrampilan rendah pada perawat 15%.

Diketahui

Po= 0.20

Pa=0.15

α= 0.05 = 1.96

β= 0.10 = 1.282

Berapa sampel?

B. Besar sampel untuk hipotesis dua proporsi populasi/ relative risk

Keterangan :

n1=n2   =  Besar sample pada kelompok kasus dan kelompok kontrol

P1  =  Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada kelompok BBLR

P2  =  Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada kelompok BBLN

α   =  0.05

Zα  =  1.96

ß    =  0.20

Zß  = 0.842

P 2                 = 0.27

Apabila perbandingan paparan dan tidak terpaparl 1 : 1, maka total subyek penelitian sebanyak 156 orang.

C. Besar sampel untuk hipotesis odd rasio

Besar sampel untuk hipotesis odd rasio lebih menekankan pada proporsi kelompok kasus atau kontrol.

Keterangan :

N        : Besar sampel pada masing masing kelompok

P1      : Proporsi bayi dengan penyapihan dini pada kejadian tidak ISPA.

P2       : Proporsi bayi yang tidak penyapihan dini pada kejadian tidak

ISPA.

Z1-a  : Level of significance, 0,05 = 1.96

Z1-b  : Power of the test (80 %) = 0.84

OR   :  3.2 (Penelitian Cesar  et al, 1999)

P1      : 0.495  Dimana  .

P2     : 0.235 (berdasarkan penelitian Cesar, 1999)

Odds ratio (OR) dan proporsi terpapar pada kelompok pembanding P2=23,5%, OR Kejadian ISPA 3.2 didasarkan pada penelitian Cesar 1999 dengan confidence interval=95%, Kekuatan uji=80%, tingkat kemaknaan (α)=0,05, didapatkan sampel sebanyak 88 subjek. Perbandingan kasus dan kontrol 1 : 1  maka besar sampel masing-masing kelompok adalah 44 kasus dan kontrol 44, sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah n1 + n2 = 44 + 44 =  88 sampel.

D. Besar sample untuk penelitian dua populasi mean

  1. Besar sampel untuk rata-rata satu populasi
  1. Besar sample untuk rata-rata dua populasi.

Keterangan =

N = besar sampel

S = standar deviasi 1.7

Za = 0,05

Zb = 0,20

μ1 = rata-rata kelompok perlakuan = 2.94

μ 2 = rata-rata kelompok kontrol = 5.72

Berdasarkan perhitungan diatas maka diperoleh besar sampel untuk setiap kelompok sebesar 57 subyek.

Latihan 1

Suatu penelitian dilakukan di kabupaten A untuk mengetahui factor risiko bayi berat badan lahir rendah pada ibu dengan kasus malaria. Jika factor risiko bayi berat lahir rendah diduga adalah kepatuhan pengobatan malaria selama kehamilan. Dengan memanfaatkan jurnal yang ada dan diinginkan penelitian dengan taraf signifikan 0.05, kekuatan uji 80%, desain penelitian case control. Tentukan hipotesis penelitian dan Berapa sample yang dibutuhkan?

Latihan 2

Suatu penelitian dilakukan di kabupaten A untuk mengetahui factor risiko bayi berat badan lahir rendah pada ibu dengan kasus malaria. Jika factor risiko bayi berat lahir rendah diduga adalah kepatuhan pengobatan malaria selama kehamilan. Dengan memanfaatkan jurnal yang ada dan diinginkan penelitian dengan taraf signifikan 0.05, kekuatan uji 80%, desain penelitian cohort. Tentukan hipotesis penelitian dan Berapa sample yang dibutuhkan?

54 Responses to Besar Sampel

  1. Rina Melani berkata:

    Terima kashih patas penjelasannya. ingin tanya, dari mana mendapatkan OR: 3.2 (Penelitian Cesar et al, 1999). Apakah besarnya populasi mempengaruhi besar sampel pada case control dengan odds rasio?
    Terima kasih.

  2. Rina Melani berkata:

    Terima kasih patas penjelasannya. ingin tanya, dari mana mendapatkan OR: 3.2 (Penelitian Cesar et al, 1999).Z1-b : Power of the test (80 %) = 0.84 dari mana?
    Apakah besarnya populasi mempengaruhi besar sampel pada case control dengan odds rasio?
    Terima kasih.

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      itu didapat dari journal… jadi untuk mencari besar sampel dalam penelitian ada beberapa hal yang diketahui sebelum menghitung besar sampel.. besar sempel dalam penelitian dapat dipengaruhi oleh desain penelitian itu sendiri…

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      bu rina kesulitan dalam menghitung besar sampel..? menghitung besar sampel dapat (merujuk desain penelitian yang digunakan).. rumus yang digunakan menghitung besar sampel berbeda2 antar desain penelitian… besar kecil besar sampel penelitian dapat ditentukan/dipengaruhi oleh mekanisme distribusi sampel itu sendiri. kalau ada kesulitan silahkan cantumkan kasus yang sedang dihadapi…?

  3. Retno Murti berkata:

    tanya mas…
    cara menentukan perbandingan jumlah kasus dan kontrol gmn? kan ada yang 1:1, 1:2, 1:3, 1:4…. rumusnya gmn? judul penelitian saya “hubungan umur dan paritas dengan kejadian perdarahan post partum. jawabannya ditunggu lho mas. makasih………

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      cara menentukan perbandingan sampel dan kontrol
      utk mendapatkan teori probabilitas antara paparan dan efek (kelompok kasus dan kontrol) yang sebenarnya sebaiknya kasus kontrol 1:1.
      1;2, 1;3, 1;4 biasa digunakan jika prevalensi/insiden kejadian penyakit jarang terjadi… dengan asumsi penambahan kontrol lebih dimungkinkan untuk mendapatkan kejadian yang sebenarnya pada populasi yang normal…
      kalau dikaitkan dengan patofisiologi.. penambahan kontrol bisa diasumsikan paparan kurang begitu yakin menyebabkan efek… (kausalitas rendah)…

  4. Teta Puji Rahayu berkata:

    Saya sedang nyusun penelitian, bingung untuk menentukan besar sampel. Populasi tidak diketahui, tafsiran jml populasi cuma sedikit, pake studi analitik komparasi. Judulnya perbedaan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan personal sosial mempergunakan Denver II pada bayi yang mendapat dan tidak mendapat ASI eksklusif. Pake rumus apa ya kira2???
    Terima kasih atas bantuannya, saya tunggu balasannya segera

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      Mbak Teta
      populasi tidak diketahui itu tidak menjadi persoalan..
      hal yg penting itu adalah tujuan penelitian, hipotesis dan desain penelitian yang digunakan, kemudian dicari rumus besar sampel penelitiannya yang sesuai dg tujuan, hipotesi dan desain penelitian…
      mbak teta mau meneliti tentang apa, dimana dan skripsi apa tesis…?
      salam

  5. diana putri berkata:

    saya mau tanya perbandingan 1:1 dalam penelitian case control itu dapatnya darimana , apa ada rumusnya terima kasih

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      Kalau rumusnya setau saya tidak ada mbak…

      mkin kalau punya referensi yang lain saya kurang tau… tapi menurut saya rumus utuk menghitung besar sampel penelitian case control belum ada…

      salam
      Nugroho Susanto

      • nugrohosusantoborneo berkata:

        Ralat.
        rumus menghitung besar sampel case control diralat rumus menghitung perbandingan 1:1 untuk penelitian case control…

        salam
        Nugroho

  6. ulfah berkata:

    saya mau bertanya,
    d atas dcantumkan rumus utk cross sectional,
    bgaimana rumus utk mncari besar sampel pd case control study?
    trima kasih

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      Kepada
      Ulfa
      ada beberapa Rumus besar sampel yang digunakan pada desain case control. pengunaan rumus salah satunya tergantung hipotesis penelitiannya…
      mkin lebih jelasnya bisa di baca buku saya.. didalam buku itu dijelaskan berbagai rumus perhitungan besar sampel termasuk untuk cross sectional, kohort, case control dan exsperimen… pengunaan rumus, cara menghitung serta cara perhitungan secara manual harganya murah sekitar kalau gak salah antara 20-30 ribu didalam buku disediakan juga software-nya untuk menghitung besar sampel.. bisa hubungai percetakan MMI (0818267286) atau kalau pesenya banyak bisa lewat penulis..
      salam
      Nugroho

  7. natalia berkata:

    mas mw tanya,judul penelitian sy hubungan penggunaan pil kontrasepsi kombinasi dg kejadian kanker payudara..
    nah sy bingung cr nyari proporsinya (P2)blm diketahui,,apakah setiap penelitian harus ada prevalensi atau proporsi yg sdh diketahui atau blh g sy ambil dr penelitian cesar et all itu?? mohon jawabannya,mksh.

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      Mbak natalia

      nilai Prevalensi atau proporsi dapat di ambil dari journal (penelitian terdahulu) dengan variabel yang sama pada penelitian yang akan anda kerjakan… kalau itu tidak bisa maka solusinya adalah studi pendahuluan,,,,
      yang perlu diingat juga untuk pengunaan rumus perhitungan besar sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian, desain penelitian, dan skala data yang dihasilkan dari variabel anda,,,, jadi utk penelitian caesar et al kurang sesuai untuk pnelitian anda,,, artinya tidak tepat,,, karena variabelnya berbeda,,,
      oh ya mbak natalia penelitian di mana…? dan mahasiswa mana…? at dah kerja,,,? cm ingin tau aja,, barang kali suatu saat ketemu,,,,
      salam
      Nugroho

  8. natalia berkata:

    hm..gt ya,harus beli buku mas ni..
    sy penelitian di rumah sakit arifin achmad pekanbaru,mahasiswa kedokteran universitas riau..
    ok, do’akan penelitian sy berhasil y, mksh..

  9. nugrohosusantoborneo berkata:

    hehehe,,, beli buku jg ok mbak natalia,,, ya selamat penelitian mbak,,, moga sukses ya,,, amiiin,,

  10. ayu berkata:

    mas,saya mau tanya,saya rencanya akan mengadakan penelitian cross sectional (mengarah ke survey deskriptif. Berdasarkan penelitian sebelumnya (saya ambil dari jurnal di internet,penelitian ini diadakan di kenya -ini karena saya gak ketemu studi penelitiannya yg di indonesia-) nilai proporsi yg didapat sebesar 6.7%, sehingga setelah saya masukkan ke dalam rumus besar sampel dengan d=0.05,total sampelyg saya perlukan sekitar 100… betul gak sih mas? saya masih ragu dengan hitung2an saya nih..:(

  11. natalia berkata:

    mas, bth jwbn lg,judul penelitian sy kn hubungan penggunaan pil kontrasepsi kombinasi dg kejadian kanker payudara. desain penelitian case control, nah penguji sy blg jdl itu cocok utk penelitian cross sectional, gak cocok utk case control,
    betulkah itu??:(

  12. mel berkata:

    Mas, saya mau tanya..Saya mau melakukan penelitian case control. Saya sudah mencari penelitian terdahulu dgn variabel yang sama. Tetapi nilai P2 (jumlah kasus yang tidak terpapar resiko) adalah 0 orang. Apakah nilai 0 pada p2 ini bisa saya gunakan? Karena tidak bisa saya hitung ORnya bila nilai p2 ini 0. Bila tidak bisa saya gunakan, apakah saya harus mencari penelitian lain lagi yang nilai p2nya tidak 0? terima kasih banyak sebelumnya.

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      kl nilainya nol ya hasilnya otomatis akan 0 jg besaran sampelnya.. saran saya sebaiknya mencari referensi yang lain atau kl memang tidak ada bisa dengan studi pendahuluan untuk mendapatkan nilai OR nya…
      mkin referensi yang ada nilai OR nol krn sampelnya terlalu kecil sehingga pada dammy table nya ada sel yang tidak terisi atau 0.

      salam

      • mel berkata:

        Studi pendahuluan untuk mencari OR itu bagaimana ya maksudnya? apakah tetap case control atau bagaimana? terima kasih banyak 🙂

  13. Imam Rosyada berkata:

    Mas sy Imam mahasiswa dari ilmu keperawatan Undip. Mau tanya, penelitian saya it gambaran kualitas hidup pria dewasa sehat yang menjalankan puasa dengan metode survey dan desain penelitian deskriptif. Karena populasi yg saya ambil itu yang menjalankan puasa di komunitas. sampelnya sedikit mas. apakah saya bisa menggunakan rumus sampling dari Slovin?
    terimakasih

  14. fia berkata:

    salam..mas saya fia,mhsw S2.mau bertanyanpenelitian saya judulnya hubungan status magnesium dengan tekanan darah pada primigravida.itu cara menghitung besar sampelnya bgmn ya?mnrt teman bisa pk rumus survey dg P yang belum diketahui,jadi didapat besar sampel 40 orang..apakah ini benar?
    mohon masukannya ya mas..

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      ya kalau desainnya cross sec mkin bisa mbak… pakai rumus survei…
      tp kalau desain selain cross sebaiknya pakai rumus yang mengandung skala variabel yang diteliti seperti misal tekanan darah skalanya rasio maka perhitungan besar sempel memilih rumus yang mengandung skala rasio. ada banyak rumus yang mengandung skala rasio…
      mhs s2 mana mbak…?

      salam

      • Fia berkata:

        Salam mas,sy s2 gizi ui..judul penelitian saya Kadar magnesium serum pada primigravida trimester 2 dan 3 dan hubungannya dengan tekanan darah. Aku pk rumus sampel tunggal untuk perkiraan rerata(data numerik). Tapi penelitian n jurnal sblmnya nilai sd tidak ada. Jadi apa bisa ini disebut penelitian pendahuluan? Dan brp besar sampel minimal yg diperlukan? Mohon bantuannya pak..serta refernsi yg bs dijadikan dapus. Makasih banyak sebelumnya

  15. Aditya Setyawan berkata:

    Salam,pak Nugroho

    mohon bantuan penjelasan ttg besar Sample.

    Misalnya ketika mau penelitian kasus kontrol, kita sudah mengitung besar sample (dgn OR), dan ditemukan sebesar 80 responden. Apakah ini berarti kita nantinya mencari 80 Kasus dan 80 Kontrol atau 40 kasus dan 40 Kontrol…? Lalu kemudian kenyataan di lapangan ternyata Kasus yg ditemukan hanya 30 orang.

    Pertanyaan Saya:
    Apakah penghitungan dengan Rumus tadi (yg 80 kasus) itu kita batalkan dan beralih menggunakan Total Sampling, ataukah kita Harus mencari hingga didapatkan 80 kasus tersebut dengan menambah rentang waktunya ?

    Terima kasih.

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      kalau saran saya menambah rentang waktu saya… alasan kl hanya 40 kasus mungkin nanti akan didapatkan tabel yang kosong (mising).. semakin sampelnya besar kemungkinan sel dalam tabel mising kecil…
      kalau ada tabel yang mising maka OR tidak akan ditemukan dalam penelitian ini…

      salam

  16. iis berkata:

    salam pak nugroho…..
    perkenalkan say iis mahasiswa STIKESI padang, saya mau tanya pak tentang bagaiman cara menentukan jumlah sampel. judul proposal saya faktor2 yang berhubungan dengan kejadian BBLR. jumlah populasi yang saya dapat 1680, dengan kejadian BBLR 456 orang bayi, pertanyaan saya bgaimana cara menentukan proporsi kelompok kasus dan proporsi kelompok kontrol ?
    mhon petunjuknya ya pak,,
    terimaksi…..pak nugroho

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      kepada
      mbak iis
      untuk proporsi adalah jumlah BBLR di bagi dengan jumlah populasinya mbak..
      jadi 456 di bagi 1680 = 0.27.
      jadi proporsi BBLR adalah 0.27…
      salam

  17. ratna berkata:

    salam kenal pak nugroho 🙂

    perkenalkan nama saya Ratna , saya mau tanya pak? bagaimana menghitung jumlah sampel dengan case control? judul proposal saya faktor2 yang berhubungan dengan pemberian asi eksklusif , jmlah populasinya 130 pak, yang diberi ASI eksklusif 30 0rang pak.. mohon petunjuknya ya pak
    trimakasih pak?

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      untuk menghitung besaran sampel dapat dilakukan dengan perhitungan sampel lemeshow mbak… kalau yang diberi asi eklusif 30 anak berarti proporsi ASI eklusif sebesar 30/130 mbak…

      salam

  18. Bagaimana bila jumlah kasus lebih banyak daripada kontrolnya?
    dari perhitungan diperoleh n=46, hasil penelitan diperoleh 51 kasus dan 28 kontrol.
    Terima kasih.

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      kalau untuk desai cross sectional tidak apa2 mabak.. tetapi kalau untuk desai case control sebaiknya control lebih banyak…

      kalau kontrol lebih sedikit akan berdampak terhadap paparan yang terjadi sehingga tidak direkomendasikan untuk dilakukan penelitian…

      salam

  19. oliv berkata:

    Pa… Sya dlm penyusunan proposal dan jenis penilitian yg saya pake Case Control. Dan saya bingung dalam menghitung besar sampel, data yang sya dapat 96 orang, dan dosen menentukan nilai alfa=5%, dan nilai B=20%.
    Saya mohon penyelesaian dari bapa mengenai hal ini.

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      Untuk menghitung bersar sampel pada penelitian dapat dilakukan dengan rumus lemeshow 1997.
      untuk selengkapnya bisa dilihat dibuku saya mbak..

  20. erik berkata:

    Mas mau tanya untuk perbandingan case control apa bisa digunakan perbandingan diatas 1:4? Sperti 1:5 atw strusnya

  21. Meri berkata:

    Selamat malam pak nugroho salam kenal, sy bingung menggunakan rumus case control, sy kesulitan menemukan P1 P2 nya. Menurut bapak rumus apa yang tepat untuk menentukan sampel saya ? Ini adalah abstrak dari peneliti sebelumnya->> “Program Jaminan Kesehatan merupakan salah satu upaya dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.
    Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih di bawah target yang diharapkan, termasuk di
    Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor yang hanya mencapai 66,4 % tahun 2011. Cakupan persalinan oleh
    dukun beranak peserta jaminan kesehatan di Puskesmas Babakan Madang adalah 40% pada tahun 2011.
    Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan dukun beranak sebagai
    penolong persalinan pada peserta jaminan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Babakan Madang Kabupaten Bogor.
    Metode Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan Case Control. Penelitian dilakukan terhadap
    122 orang ibu bersalin pada periode Juli sampai dengan Desember 2012 dibagi dalam 2 kelompok 61 orang kelompok
    kasus (dukun beranak) dan 61 orang kelompok kontrol (bidan). Analisis data menggunakan uji chi square dan uji
    regresi logistik ganda dengan tingkat kemaknaan (p<0,05), dan analisis PAR (population attributable risk)
    Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan
    secara signifikan adalah pengetahuan ibu p=0,003, sikap p= 0,007, pendidikan ibu p= <0,001, Sosial Budaya p=
    <0,001, penghasilan keluarga p=0,05). Faktor dominan yang berhubungan dengan keputusan memilih penolong
    persalinan berdasarkan analisis multivariabel adalah sosial budaya (OR= 5,644 ;95%CI= 2,016-15,797).
    Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa pengetahuan, Sikap, pendidikan ibu, sosial budaya penghasilan keluarga
    dan dukungan suami yang tidak mendukung memilih dukun beranak sebagai penolong persalinan pada peserta
    jaminan kesehatan. Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan, pendidikan, dukungan suami dan sosial budaya
    yang mendukung serta pendidikan bidan gratis bagi anak dukun beranak”

    Saya harap mas bisa bantu saya. Trim’s :))

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      untuk proporsi dapat diperoleh dari penelitian sebelumnya ibu dengan variabel yang sama…. yang di ambil proporsi dan OR nya…

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      nilai OR dapat di ambil dari referensi penelitian sebelumnya yang dalam hasil penelitian mengandung nilai OR… untuk menentukan P2 biasanya di ambil dari data hasil penelitian sehingga nilai P2 dapat dihitung melalui rumus … jika salah satu nilai P itu ada makan nilai P1 atau P2 ketemu dengan mengunakan rumus..

      saran saya
      Cari jurnal yang mengunakan desain case control dan penelitian mirip dengan peneliian yang akan dikerjakan…. salam

  22. asriany t berkata:

    maaf sebelumnya saya mau minta masukannya jika saya penelitian sy eksperimen dengan 2 kelompok, 1 kelompok intervensi, dan 1 kelompok kontrol..bagaimana rumus penentuan sampelnya

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      Di buku saya sebenarnya sudah ada mbak…
      atau bisa di download sofware “Sample size for Health versi 2″…

  23. berkat nbbn berkata:

    maaf nimbrung saya berkat mau menanggapi dan bertanya terkait jawaban bapak ttg proporsi yg diambil dr prnrlitin sebelumnya..nah cara ngambilnya gmn ya pak,,ada rumusnya atau dilihat drmana pak?

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      Dalam setiap penelitian yang dihasilkan ada nilai proporsi… nilai proporsi itu yang diambil…

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      untuk mengambil referensi dari penelitian sebelumnya nilai (proporsi, mean, SD dll…) dapat diambil dari hasil penelitian sebelumnya… jika dalam penelitian sebelumnya tidak ada nilai itu maka di cari sumber / jurnal yang ada nilai tersebut… biasanya di tampilkan pada hasil penelitian … salam

  24. Selamat malam pak. nugroho perkenalkan saya rahma.. saya ingin bertanya pak judul penelitian saya faktor2 Preeklam\psia, saya kesulitan untuk menentukan besar sampel, saya menggunakan rumus cross sec utk jenis 2 populasi,, saya kesulitan menentukan P1 dan P2, jika populasi saya 2452, dan penderita Preeklampsia 192 apa bisa untuk menentukan P1/P2?.. Kemudian jika saya menentukan P1 dan P2 melalui penelitian terdahulu, apakah ada syaratnya utk jurnal yang digunakan selain variabel yang digunakan harus sama? terima kasih..

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      Sebenarnya di buku saya sudah dibahas mbak… untuk penentuan P melalui perhitungan dengan memasukan nilai OR dari penelitian terdahulu…
      di sofware sample size versi WHO juga ada mbak… salam
      kalau di jogja silahkan mampir aja ke kantor untuk diskusi…

  25. Aprilia Romdiyana berkata:

    Selamat Malam Pak Mohon bertanya
    Saya akan membuat penelitian mengenai perbedaan kadar gula darah pada pasien unstable angina, nstemi dan stemi
    Uji apa yang seharusnya saya gunakan? Bagaimana menentukan besar sampelnya
    Terima kasih

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      Uji t jika asumsi statistik parametrik terpenuhi… jika rancangan penelitian intervensi/eksperimen sebaiknya penentuan besar sampel dengan mengunakan rumus yang mengandung 2 populasi… dengan indikator nilai mean dan SD…

  26. Hendra berkata:

    Ass…wr.wb. Pak.
    Mau tanya.
    Kalau penelitian case control.
    Sampelnya perbandingan 1:2, 1:3, dst…
    Itu untuk apa ?
    Mohon penjelesannya lebih detail.

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      Perbandingan 1:2 atau lainya itu dapat dipertimbangkan karena event kasus sangat kecil pada kelompok kontrol sehingga untuk menghindari diperlukan proporsi atau perbandingan atara kasus dan kontrol yang tidak seimbang…

      salam

  27. syari berkata:

    selamat pagi. saya sedang mengambil S2 di UI. sedang mengambil data dengan cross sectional untuk melihat prevalens penyakit. yg ingin saya tanyakan, pada perhitungan rumus disebut n = jumlah sampel minimal yg dibutuhkan. sampel minimal saya adalah sekitar 93. Jika disebut n adalah sampel minimal berarti saya boleh menambahkan jumlah sampel?

    saat ini, pembimbing saya menambahkan 10% dari total sampel tsb. Pada desain kohort kan memang ada penambahan sampel utk jaga2 bila drop out, tp saya blm menemukan penjelasan penambahan sampel pd cross sectional.
    Apakah ini dilakukan untuk meningkatkan ketelitian?krena variabilitas yg tinggi?
    saya sudah baca2 buku statistik tp blm ketemu.
    terima kasih atas infonya.

    • nugrohosusantoborneo berkata:

      Kalau menurut saya batasan yang digunakan minimal… tentu kalau lebih jauh lebih baik… kalau batasan untuk cross sectional pertimbangan lebih pada estimasi proporsi peluang paparan untuk event atau non event dan pertimbangan uji statistik yang digunakan. kalau kohort lebih pada droup out subjek dalam perjalanan penelitian…

Tinggalkan Balasan ke nugrohosusantoborneo Batalkan balasan